Skip to main content

FDIK menyelenggarakan Workshop dan Perlombaan 'Cantik & Sehat' pada International Woman's Day

Bagaimana International Women's Day yang diperingati perempuan sedunia pada tanggal 8 Maret ini bermula? Semua berawal dari Revolusi Industri di Eropa pada abad ke-18.

Fase ini mengubah secara fundamental sistem produksi barang dari yang tadinya manual berganti dengan mesin. Lalu, pabrik-pabrik pun berdiri.

Berdirinya pabrik diikuti kebutuhan akan tenaga kerja dalam jumlah banyak dan bisa diupah dengan murah. Perempuan yang tadinya terkungkung dalam rumah jadi punya kesempatan untuk bekerja di ruang publik.

Berkecimpungnya perempuan di ranah industri telah menyadarkan dan membuka mata mereka akan kondisi yang tidak adil. Mereka mendapat upah tidak layak dengan jam kerja yang panjang. Mereka mengalami diskiriminasi karena sangat terbatasnya kesempatan untuk menempati jabatan publik. Dalam politik, suara mereka nyaris tak terdengar.

Pada tahun 1908, 15.000 perempuan berunjuk rasa di Kota New York Amerika Serikat menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak memilih.

Sementara itu di Eropa, pada tahun 1910, diadakan Konferensi Internasional Perempuan Pekerja yang kedua di Kopenhagen. Seorang aktivis buruh perempuan bernama Clara Zetkin yang juga pimpinan urusan perempuan pada Partai Sosial Demokrat di Jerman mengemukakan gagasan tentang Hari Perempuan 

Zetkin mengusulkan agar setiap tahun di setiap negara diadakan perayaan di hari yang sama yakni Hari Perempuan. Perayaan ini untuk mendesak tuntutan perempuan pekerja. Konferensi yang dihadiri lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, yang mewakili serikat pekerja, dan aktivis partai sosialis, menyetujui usulan Zetkin hingga akhirnya diperingatilah Hari Perempuan Internasional.


Setahun setelah keputusan di Kopenhagen, Hari Perempuan Internasional diperingati untuk pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss pada tanggal 19 Maret. Saat itu dilaporkan lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri demonstrasi Hari Perempuan Internasional yang juga sekaligus mengampanyekan hak-hak perempuan untuk bekerja, memilih, mendapatkan pelatihan, memegang jabatan publik dan mengakhiri diskriminasi.

Selama tahun 1913-1914 atau menjelang Perang Dunia I, dalam rangka mengampanyekan perdamaian, perempuan Rusia memperingati Hari Perempuan Internasional pertama mereka pada tanggal 23 Februari. Saat itu hari Minggu terakhir di bulan Februari.

Tanggal dimulainya pemogokan perempuan yakni 23 Februari pada kalender Julian, dalam kalender Gregorian adalah tanggal 8 Maret. Sejak itulah tanggal 8 Maret kemudian disepakati sebagai Hari Perempuan Internasional.

Dalam Peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini Forum Diaspora Indonesia di Kuwait (FDIK) ikut serta memperingati hari Women's day dengan mengadakan workshop "Kesehatan dan Kecantikan" untuk para perempuan hebat Indonesia di Kuwait, acara berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia, Daiya Kuwait city. Di mulai pukul 09.00 wk hingga 17.30 wk. 





Acara ini dimulai dengan pembukaan oleh DutaBesar Republik Indonesia untuk Kuwait yaitu Ibu Lena Maryana dan Ketua FDIK Bapak Billman Marpaung. 
Dalam pidato pembukaannya, Ibu Duta Besar Republik Indonesia menyatakan bahwa semua pihak harus terus berinvestasi untuk perempuan karena perempuan adalah tiang negara dan perempuan harus diberi lebih banyak kesempatan untuk bersinar dalam setiap aspek kehidupan.

Sementara itu, Ketua Forum Diaspora Indonesia di Kuwait meminta agar Hari Perempuan Internasional ini dijadikan upaya untuk  meningkatkan dalam perjuangan untuk kesetaraan gender.

Selain workshop, berbagai perlombaan diadakan bagi para peserta yaitu lomba make-up, fashion show tradisional, lomba masak khusus bapak bapak kuliner, lomba karaoke dan lomba stand kuliner. 

Turut hadir dalam peringatan hari women's day  yaitu Anggota komunitas Indonesia di Kuwait, Duta Besar negara-negara ASEAN di Kuwait, Duta Besar Kenya dan Sierra Leone, Presiden IWG, UN-Habitat, dan tamu internasional lainnya.

Para tamu di hibur dengan tarian tradisional, qasidah, poco poco, dan menikmati hidangan khas Indonesia.

Para panitia women's day beserta pengurus Forum Diaspora Indonesia di Kuwait (FDIK) mengucapkan  terima kasih kepada KBRI di Kuwait, ormas-ormas masyarakat Indonesia di Kuwait dan juga seluruh Masyarakat Indonesia di Kuwait yang telah turut serta mensukseskan acara ini sehingga acara ini berjalan lancar dan sukses. 




Kepada para sponsor kami: Kiehls Bloomingdales, Hilton Resort, Oncost & Sebamed, Millenium Hotel, Ali Cafè, Niwa Pearl, dan Bank Rakyat Indonesia atas dukungannya terhadap acara ini.

Salam Diaspora 🇮🇩🇰🇼

Comments

Popular posts from this blog

Perayaan Hari Buruh Menjadi Simbol Keharmonisan Pekerja Migran Indonesia di Kuwait

  Setiap  tahun pada tanggal 1 Mei, dunia menyaksikan perayaan Hari Buruh, yang lebih dikenal sebagai May Day. Namun, di tengah sorotan atas perayaan ini, mungkin masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami makna sebenarnya di balik istilah May Day. Bukan sekadar sebuah perayaan atau hari libur semata, May Day merupakan momen yang mendalam dan penting bagi para pekerja di seluruh dunia. Ini adalah momen di mana suara para buruh didengar, diakui, dan diperjuangkan. May Day, dengan segala kompleksitas dan maknanya, bukanlah sekadar seremoni tahunan. Ini adalah pengingat yang kuat akan pentingnya kesetaraan, keadilan, dan perlindungan bagi para pekerja di seluruh dunia. Hari Buruh, perayaan yang lahir dari perjuangan para pekerja yang tidak kenal lelah dalam meraih hak-hak mereka di tengah perubahan industri. Dalam sejarah pada abad ke-19, di Eropa Barat dan Amerika Serikat, kondisi kerja yang buruk, jam kerja yang panjang, dan upah yang minim menjadi pemicu perlawanan oleh para pe

Pelantikan Pengurus FDIK Periode 2023 - 2025

Salmiya , Kuwait . Ketua Forum Diaspora Indonesia di Kuwait (FDIK) Bilman Morianta Marpaung melantik Kepengurusan FDIK periode 2023 - 2025 yang merupakan perwakilan atau utusan dari organisasi masyarakat Indonesia di Kuwait. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Millenium Salmiya pukul 17.00 WK hingga 22.00 dimana acara dilanjutkan dengan penyusunan perencanaan kegiatan dari masing-masing divisi keorganisasian FDIK. Hadir dalam acara pelantikan tersebut Ibu Duta Besar LBBP RI untuk Kuwait Dra. Hj. Lena Maryana Mukti beserta jajarannya. Tampak disana Minister Counsellor Fungsi Politik/HoC (R.A. Arif), Fungsi Pensosbud (Osrinikita Zubhana) dan Atase Tenaga Kerja (Ratna Sari Dewi). Selain tamu KBRI, tentunya para penasehat FDIK turut hadir menyaksikan acara pelantikan tersebut. Lena Maryana selaku Duta Besar RI di Kuwait dalam sambutannya berharap dibawah kepemimpinan Bilman Marpaung FDIK dapat lebih berperan memberi warna kesatuan dalam bingkai kebhinekaan masyarakat Indonesia di Kuwait. Se

Gegap Gempita Setengah Abad PPNI

Daiya , Kuwait . Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) atau Indonesian National Nurses Association (INNA) tepat pada tanggal 17 maret 2024 menginjak usianya yang ke-50. Rangkaian kegiatan perayaan setengah abad ini digemakan oleh seluruh tingakatan organisasi PPNI, baik ditingkat pusat Jakarta, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan hingga PPNI perwakilan di Luar Negeri dalam berbagai kegiatan dengan menampilkan peran perawat di masyarakat luas. Pada kesempatan tersebut, Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) PPNI perwakilan Kuwait turut ambil bagian meramaikan rangkaian acara tersebut. Yaitu dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti Kuliner Kekinian, Pemberian penghargaan bagi perawat berprestasi periodw 2023, serta pendidikan kesehatan masyarakat. Ultah ke-50 PPNI mengusung "Tahun Emas PPNI, Peduli Untuk Bersinergi" dilaksanakan di KBRI Kuwait mulai pukul 09.00 WK hingga 16.00 WK, Sabtu 2 marwt 2023 - Daiya. Kegiatan yang di support penuh oleh KBRI tersebut  tidak hanya diperunt